METODE MAGNETIK
PEMBAHASAN
A. Metode magnetik
QS. Al-Luqman ayat 10
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ
تَرَوْنَهَا ۖ وَأَلْقَىٰ فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَبَثَّ
فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ ۚ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا
فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Artinya: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang
kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya
bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala
macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
Metode geomagnetik didasarkan pada sifat kemagnetan
(kerentanan magnet) batuan, yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas
metode ini bergantung kepada kontras magnetik di bawah permukaan. Di daerah
panas bumi, larutan hidrotermal dapat menimbulkan perubahan sifat kemagnetan
batuan, dengan kata lain kemagnetan batuan akan menjadi turun atau hilang
akibat panas yang ditimbulkan. Karena panas terlibat dalam alterasi
hidrotermal, maka tujuan dari survei magnetik pada daerah panas bumi adalah
untuk melokalisir daerah anomali magnetik rendah yang diduga berkaitan erat
dengan manifestasi panas bumi.
B. Prinsip-Prinsip Penerapan Metode
Magnetik
Paleomagnetisme
adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kemagnetan bumi yang merekam dalam
batuan pada waktu pembentukanya. Untuk batuan beku, kemagnetan mulai terekam
pada saat proses pendingin magma melewati titik beku dimana mineral-mineral
bersifat magnet terinduksi oleh medan magnet bumi. Dalam suatu studi
paleomagnet untuk mengetahui arah medan magnet bumi pada saat batuan beku
terbentuk, syaratnya adalah mengetahui terlebih dahulu kemiringan tubuh
tersebut yang terjadi setelah pembekuan. Umumnya tubuh batuan beku mengalami
perubahan kemiringan saat terjadi gaya kompresi, seperti perlipatan. Seringkali
kemiringanya ditentukan dari lapisan batuan sedimen yang diterobosnya.
Pada
prinsipnya, dalam penyelidikan magnet selalu dianggap bahwa kemagnetan batuan
yang memberikan respon terhadap pengukuran magnet hanya disebabkan oleh
pengaruh kemagnetan induksi. Dengan demikian, sifat kemagnetan ini dipergunakan
sebagai dasar dalam penyelidikan-penyelidikan magnet. Sedangkan kemagnetan sisa
pada umumnya seringkali diabaikan dalam penyelidikan magnet karena disamping
pengaruhnya sangat kecil, juga untuk memperoleh besaran dan arah kemagnetannya
harus dilakukan pengukuran di laboratorium paleomagnetik dengan menggunakan
alat khusus.
C. Prinsip Kemagnetan
Bumi
merupakan magnet alam raksasa, dapat dibuktikan dengan alat yang dinamakan
kompas, dimana jarum penunjuk pada kompas akan menunjukkan arah utara dan
selatan bumi kita. Karena sekeliling bumi sebenarnya dilingkupi garis gaya
magnet yang tidak tampak oleh mata kita tapi bisa diamati dengan kompas
keberadaannya. Penyebab bumi bersifat magnetik karena faktor perputaran inti
bumi yang bersifat cair. Inti cair bumi terdiri dari lelehan besi dan nikel
yang bertemperatur 5000oC. Lelehan besi dan nikel ini mengandung sejumlah
muatan listrik yang berputar mengelilingi sumbunya sehingga menimbulkan medan
magnet yang arahnya sesuai dengan aturan tangan kanan. Hal tersebutlah yang
membuat bumi menjadi sebuah magnet raksasa dengan kutub selatan magnet berada
di utara dan kutub utara berada di selatan, seperti yang terlihat pada Gambar
(gambar garis gaya magnetic )
A. Medan Magnetik Bumi
Bumi
berlaku seperti sebuah magnet sferis yang sangat besar dengan suatu medan
magnet yang mengelilinginya. Medan itu dihasilkan oleh suatu dipole magnet yang
yang terletak pada pusat bumi. Sumbu dipole ini bergeser sekitar 11° dari sumbu
rotasi bumi, yang berarti kutub utara 21 geografis bumi tidak terletak pada
tempat yang sama dengan kutub selatan magnetik bumi. Medan magnet bumi
terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan
intensitas kemagnetanya. Parameter fisis itu adalah deklinasi magnetik
magnetik, intensitas horizontal H dan intensitas vertikal Z. dari elemen ini
semua medan magnet lainya dapat dihitung. Parameter yang menggambarkan arah
medan magnetik adalah deklinasi D (sudut antara utara magnetik dan utara
geografis) dan inklinasi I (sudut antara bidang horizontal dan vektor medan
total), yang diukur dalam derajat.
B. Anomali Medan Magnetik
Variasi medan magnet yang terukur di permukaan
merupakan target dari survey magnetik (anomali magnet). Besarnya anomal
magnetik berkisar ratusan sampai ribuan nanotesla, tetapi ada juga yang lebih
besar dari 24 1000.000 nT yang berupa endapan magnetik. Secara garis besar
anomal ini disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnet induksi.
Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar pada magnetisasi batuan,
yaitu pada besar dan arah medan magnetnya serta sangat rumit untuk diamati,
karena berkaitan dengan peristiwa kemagnetan yang dialami sebelumnya. Sisa
kemagnetan ini disebut dengan normal residual magnetism yang merupakan akibat
dari magnetisasi medan utama. Anomali yang di peroleh dari survei merupakan
hasil gabungan dari keduanya, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah
medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar, demikian sebaliknya.
Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnet kurang dari 25 % medan magnet bumi.
C. Sifat-Sifat Kemagnetan Batuan
Batuan atau mineral dapat dibedakan menjadi beberapa
bagian berdasarkan perilaku atom-atom penyusunnya jika mendapat medan magnet
luar yaitu : diamagnetik, paramagnetik,
ferromagnetik, ferrimagnetik dan antifferomagnetik. Berikut penjelasan
masing-masing bagian:
1. Diamagnetik
Batuan diamagnetik
mempunyai harga suseptibilitas k negatif, sehingga intensitas imbasan dalam
batuan atau mineral tersebut mengarah berlawanan dengan gaya medan magnet,
Contoh batuan diamagnetik antara lain : marmer, bismuth dan kuarsa.
2.
Paramagnetik
Batuan atau mineral
paramagnetik mempunyai kerentanan magnet positif dan akan mengecil sesuai
dengan menurunnya suhu, Sifat-sifat paramagnetik akan timbul bila atom atau
molekul suatu batuan atau mineral memiliki momen magnet pada waktu tidak
terdapat medan luar dan interaksi antara atom lemah. Contoh batuan paramagnetik
antara lain : piroksen, olivine, garnet dan biotit.
3.
Feromagnetik
Atom-atom dalam bahan
ferromagnetik memiliki momen magnet dan interaksi antara atom-atom tetangganya
begitu kuat sehingga momen semua atom dalam suatu daerah mengarah sesuai dengan
medan magnet luar yang diimbaskan, Contohnya : besi, cobalt dan nikel.
No comments:
Post a Comment